HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN
DENGAN
METODE PEMBERIAN PUJIAN
Strategi
merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. (J.R. David, 1976). Seorang guru yang mengharapkan
hasil baik dalam proses pembelajaran akan menerapkan suatu strategi agar hasil
belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi Pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan maka dipilihlah suatu metode yang
akan digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan
implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan
metode pembelajaran.
Metode
adalah upaya mengimplementasikan rencana sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tecapai secara optimal. Strategi menunjuk pada
sebuah perencanaan mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan suatu strategi. Sedangkan Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata (kegiatan belajar
mengajar di kelas) dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, diperlukan strategi pembelajaran
yang tepat. Pada saat menetapkan strategi yang digunakan, guru harus cermat
memilih dan menetapkan metode yang sesuai.
Seperti
telah dikemukan di atas, bahwa keberhasilan implementasi strategi pembelajaran
sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat
yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini
metode pembelajaran yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran adalah Metode Pemberian Pujian.
Pemilihan
Metode Pemberian Pujian ini digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
menanamkan minat belajar siswa, dengan metode pemberian pujian maka siswa akan
termotivasi untuk senang belajar dan memberikan perhatian siswa untuk belajar
serta mendorong aktivitas siswa sehingga belajarnya lebih terarah.
Sedangkan
pemberian pujian sebagai salah satu bentuk penguatan (reinforcement) dalam
proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat diperlukan sehingga dengan
penguatan tersebut diharapkan siswa akan terus berbuat yang lebih baik.
Pujian
(praise)
didefinisikan dalam Webster’s Dictionary (2000) sebagai “tindakan mengungkapkan
persetujuan atau kekaguman”. Guru menggunakan pujian untuk menumbuhkan rasa
siswa tentang “harga diri, otonomi, kemandirian, prestasi dan minat untuk
belajar”. Pujian sering diberikan pada akhir tugas untuk pekerjaan yang
dianggap “baik dilakukan” (Hitz). Pujian adalah strategi yang bertujuan untuk
mendorong para siswa untuk memantau makna dan mengoreksi diri.
Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam merangsang minat siswa dalam belajar
yang merupakan motivasi atau dorongan ekstrinsik, diantaranya adalah pemberian
hukuman, penghargaan, celaan, persaingan, kompetisi, hadiah dan pemberitahuan
tentang kemajuan belajar siswa.
Pemberian
hadiah dan pujian merupakan reward
atau penghargaan atas perilaku baik yang dilakukan anak. Hal ini sangat
diperlukan dalam hubungannya dengan minat dan penerapan disiplin pada anak. Reward atau penghargaan memiliki tiga fungsi
penting dalam mengajari anak berperilaku yang disetujui secara sosial. Fungsi
yang pertama ialah memiliki nilai pendidikan. Yang kedua, pemberian reward harus menjadi motivasi bagi anak untuk
mengulangi perilaku yang diterima oleh lingkungan atau masyarakat. Melalui reward, anak justru akan lebih termotivasi untuk
mengulangi perilaku yang memang diharapkan oleh masyarakat. Fungsi yang
terakhir ialah untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial dan
tiadanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut.
Dengan kata lain, anak akan mengasosiasikan reward dengan perilaku yang disetujui masyarakat.
Berdasarkan
pangalaman di lapangan, anak kelas I di sekolah dasar amat senang apabila usaha
belajarnya dihargai dan mendapat pengakuan dari guru, walaupun amat sederhana.
Oleh karena itu, para guru nampaknya jangan terlalu pelit untuk menberikan
penghargaan, selama dilakukan dengan memperhatikan waktu dan cara yang tepat.
Penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pengajaran dalam rangka
pengkondisian siswa menjadi senang belajar. Tujuan Pemberian Penghargaan dan
Pujian adalah :
·
Mendorong siswa agar lebih giat belajar.
·
Memberi apresiasi atas usaha mereka.
·
Menumbuhkan persaingan yang sehat antar
siswa untuk meningkatkan prestasi.
Pemberian
penghargaan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan sesuai kesempatan yang
ada. Penulis membaginya dalam beberapa macam, yakni dalam bentuk ucapan,
tulisan, barang/benda dan penghargaan khusus. Seyogyanya penghargaan ini dapat
menjadi kebanggaan siswa akan eksistensi dirinya, yang nantinya meningkatkan
rasa percaya diri dan motivasi diri. Ada 3 jenis reward atau penghargaan, yaitu hadiah berupa
barang/benda, pujian (praise) dan perlakuan istimewa. Apapun jenis reward yang diberikan haruslah disesuaikan dengan
tahapan perkembangan anak dan haruslah proporsional.
·
Penghargaan berupa ucapan.
Pemberian
penghargaan ini dapat dilakukan dengan direncanakan terlebih daluhu atau
bersifat spontan saja. Yang terpenting bahwa setiap siswa yang menunjukkan suatu
usaha, maka layak dihargai. Pemberian pujian bagi siswa yang berpatisipasi
aktif dalam proses pembelajaran, seperti kata-kata BAGUS! (sambil mengancungkan
jempol tangan), BAGUS SEKALI, TERIMA KASIH SAYANG dll.
·
Penghargaan berupa tulisan.
Hal
ini dapat dilakukan setiap hari, ketika siswa mengerjakan tugas atau PR.
Penghargaan ini diberikan dengan cara guru menuliskan di buku catatan atau
tugas siswa, berupa kata pujian, terutama bagi siswa yang berhasil mendapat
nilai bagus (80-100). Kalimat pujian tersebut diantaranya “selamat, kamu adalah
murid baik“, “Alhamdulillah, kamu anak pintar “ , “pacu terus prestasimu“ ,
·
Penghargaan berupa barang/benda
Berbagai
benda sebenarnya dapat dijadikan alat penghargaan, baik benda yang sudah ada
maupun yang telah dimodifikasi/disiapkan. Misalnya memberikan penghargaan
berupa : Bintang, terbuat dari kertas karton/asturo berukuran kecil bagi siswa
yang mendapat nilai tinggi (80-100) baik latihan soal, tugas maupun PR. Kalung
medali pelajaran, terbuat dari gabus yang menyerupai sebuah medali dengan
menggunakan tali warna. Medali dibuat khusus untuk setiap mata pelajaran, dan
diberikan kepada siswa setiap selesai ulangan harian. Siswa yang mendapat nilai
tertinggi dalam ulangan harian berhak menerima medali.
Penguatan
dalam bentuk pemberian penghargaan dan pujian merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru sehingga dapat memberikan suatu
dorongan kepada anak didik dalam mengikuti pelajaran. Penguatan yang diberikan
oleh guru harus dapat tepat sasaran dan tepat waktu sehingga dapat menjadi
pemicu bagi anak didik secara keseluruhan dalam kelas, baik yang menjadi
sasaran penguasa maupun bagi teman-temannya.
Tujuan
Pemberian penguatan / penghargaan hendaknya selalu mengacu pada prestasi yang
ditunjukkan anak didik, baik sewaktu proses pembelajaran berlangsung maupun
atas hasil belajar yang dicapai anak didik. Pemberian penguatan tentunya
memiliki tujuan tertentu yang mengacu pada peningkatan kemampuan belajar anak
didik saat mengikuti pelajaran. Pemberian pujian merupakan sarana penting untuk
memotivasi siswa, sehingga perlu kehati-hatian dalam menggunakan pujian. Dan
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus menyadari pemberian celaan
atau pujian yang berlebihan atau terus menerus akan berpengaruh buruk pada
perkembangan jiwa anak.
Dari
uraian di atas, bahwa dengan menitik beratkan pada pencapaian menanamkan minat
belajar dengan Metode Pemberian Pujian mempunyai pengaruh dalam proses belajar
siswa. Dengan minat yang tinggi maka siswa akan siap mengikuti pelajaran dengan
senang hati, penuh perhatian dan lebih terarah beraktifivas dalam proses
belajar.
Sumber
:
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan Dan
Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan, 2008. Artikel “Strategi Pembe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar